giovedì 19 aprile 2012

Niat-niat St. Conforti di kala seminaris (3)


St. Guido Conforti

Terhadap Allah
  1. Sebelum memulai berbagai kegiatan, terutama studi, rekreasi dan makan, aku akan mengarahkan diri pada kemuliaan Allah sambil berkata Deus meus et omnia. Non nobis Domine on nobis, sed nomini tuo do gloriam  (Segala sesuatu kupersembahkan bagimu ya Allah, bukan kepada kami, melainkan kepada-Mulah diberikan kemuliaan).
  2. Aku akan mengaku dosa selalu, seolah-olah seperti pengakuan yang terakhir kalinya. Oleh karena itu, dari sekarang aku akan berusaha lebih cermat lagi dalam mengoreksi diri, lebih jujur dan tepat dalam mengaku, lebih teliti dalam mengenali kekurangan-kekurangan dengan berpikir: surga hilang karena dosa, neraka perlu mendapat belas kasih Kristus yang tersalib.
  3. Dalam pencobaan yang mengancam keutamaan paling indah, dengan segera aku akan bersujud di bawah kaki Yesus Kristus yang tersalib dan Bunda Maria untuk menyerukan pertolongan yang berasal dari padanya. Saya akan sangat berhati-hati supaya aku jangan jatuh ke dalam pergulatan pihak musuh, karena pasti akan kalah. Di dalam pergulatan itu akan menang orang yang tidak masuk ke dalamnya (bdk. St. Filipus).
  4. Setiap hari aku akan membangun sikap tobat terhadap dosa-dosaku di masa lampau.
  5. Aku akan mempersembahkan sekurang-kurangnya sekitar setengah jam setiap hari untuk mengangkat diri kepada Allah dengan beberapa pujian.
  6. Aku akan berusaha tekun dalam meditasi. Proses perkembangannya menuju kesempurnaan akan selalu kuevaluasi dalam refleksi diri. Aku akan berusaha untuk masuk ke dalam hal-hal yang praktis, terutama untuk menguatkan kehendak.
  7. Sebelum masuk ke Gereja, aku akan menginteriorissikan diri dalam roh, sambil berpikir pada
  8. Aku akan lebih sering menyambut komuni rohani
  9. Akan kugunakan senggang waktu antara komuni yang satu dengan yang lain untuk persiapan dan untuk bersyukur, dengan mengarahkan diri seluruh untuk tujuan ini.
  10. Segala kegiatan pada hari kamis akan ku baktikan untuk menghormati Sakramen Maha kudus. Pada hari ini pula sedapat mungkin aku akan melakukan komuni rohani.
  11. Ketika aku menyadari terjatuh ke dalam beberapa kekurangan, dengan segera aku akan meminta pengampunan dari Allah.
  12. Akan kusiapkan intensi khusus dalam doa-doa harianku.
  13. Segala kegiatan pada hari sensin akan kupersembahkan kepada jiwa-jiwa di api penyucian. Pada hari selasa untuk malaikat pelindung, hari rabu kepada santo Yosef, hari Jumat persembahan kepada hati kudus Yesus dan pada hari minggu dibaktikan kepada Allah tritunggal mahakudus untuk pertobatan orang yang tidak beriman dan kaum heretik (orang yang melawan iman).
  14. Setiap hari jumat dalam bulan, aku akan menyambut komuni kudus untuk mendapatkan cinta kasih dari Hati Yesus yang terpuji.
  15. Aku akan memilih seorang santo pelindung khusus setiap bulan. Kepadanya akan kupercayakan kebutuhan-kebutuhan rohaniku.
  16. Pada pesta-pesta besar Bunda Maria, aku akan bernovena dengan sungguh-sungguh dan menyambut komuni kudus, berlatih latihan, sambil melakukan beberapa askese sebagai sebuah persembahan dan membicarakan tentang pesta ini dengan beberapa teman.
  17. Aku akan berpuasa setiap hari sabtu untuk menghormati Bunda Maria. Aku akan membaca beberapa buku yang berbicara tentang kemuliaannya dan akan kusampaikan kepada teman-temanku.
  18. Aku akan memulai dan menyelesaikan kegiatan-kegiatan pokok dengan doa satu kali salam maria.
  19. Pada pagi dan sore hari, akan kupersembahkan kemurnianku di bawah perlindungan Bunda Maria dan St. Yosep, mempelainya yang amat suci.
Terhadap diriku sendiri
  1.  Dalam kekeringan rohani, dalam kerendahan dan dalam kesulitan, aku akan berusaha lebih serius dalam menjalankan niat-niatku dan berusaha lebih taat dalam memenuhi kewajiban-kewajibanku, dengan mempertimbangkan bahwa keutamaan tidak dibeli dengan kekerasan.
  2. Aku akan melepaskan diri dari berbagai macam kelekatan sensitif kepada setiap orang dengan mencintai Tuhan saja.
  3. Ketika kuselesaikan sebuah kegiatan, aku akan merefleksikannya dengan singkat tentang bagaimana aku menjalankan kegiatan tersebut.
  4. Ketika aku tergoda akan kemuliaan duniawi, aku akan berpikir tentang berlimpah ruahnya dosaku dan akan hukuman yang harus kujalani untuk itu.
  5. Ketika aku tergiur oleh sikap bermalas-malasan, aku akan berpikir akan tingginya martabat panggilan yang dianugerahkan Tuhan kepadaku.
  6. Di setiap tempat dan waktu, aku akan berusaha untuk bijaksana dan baik kepada semua orang, dengan mempertimbangkan bahwa Allah hadir di dekatku.
  7. Dalam kemarahan, aku akan mengontrol cara bicaraku. Untuk meredamnya, aku akan mencari bantuan dari Allah untuk mengusir kecenderungan-kecenderungan jahat dalam diriku.
  8. Ketika aku direndahkan atau menerima penghinaan, akan kupersembahkan sakitnya hatiku dan ketidaksenanganku.
  9. Aku akan menjaga diri untuk tidak berbicara tentang diriku sendiri atau tentang sesuatu yang bisa meninggikan diriku.
  10. Pada teks asli, nomer ini terlewatkan.
  11. Ketika aku tersa dar jatuh dalam beberapa kekurangan, aku akan merendahkan diri dan mohon pengampunan dari Allah.
  12. Dalam waktu rekreasi, aku akan mengatur diri dalam berbicara. Akan kuhindari sedapat mungkin memberi penilaian dari sudut pandang pribadi. Akan kuhindari perkataan yang tidak perlu. Aku akan belajar menarik makna dari segala sesuatu dengan menyisipkan beberapa prinsip yang baik.
  13. Dalam studiku, aku akan berusaha memperdalam materi lebih dari waktu dulu dan tidak akan kubiarkan waktu terbuang percuma dimana aku bisa menimba beberapa pengethuan yang bermanfaat dan mengerahkan segala kemampuanku untuk itu.
  14. Aku akan melihat dalam diri para pembesarku kepribadian Yesus Kristus. Aku akan taat sepenuhnya pada perintah mereka seperti kepada Allah. Aku akan berhati-hati dalam menilai sikap mereka, bahkan aku akan berusaha segua tenaga untuk menjadikan milikku apa yang menjadi kehendak mereka.
  15. Sambil membaca beberapa buku yang baik, seperti “massime” dan kehidupan para orang kudus, aku akan mencatat beberapa hal yang indah dan membangun.
  16. Setiap hari aku akan membaca satu bab dari Kitab Suci.
  17. Ketika aku menyadari terjatuh dalam beberapa keinginan yang tidak baik, aku akan mengaku dosa secepatnya.
  18. Aku akan membuat koreksi diri secara khusus tentang kesetiaan pada niat-niatku ini sekali dalam seminggu.
  19. Aku akan membuat “apparecchio alla morte” dan pengakuan dosa setiap bulan.
  20.  Aku akan selalu mawas diri agar peraturan-peraturan ini dijalankan dengan baik, sambil memenangkan setiap pandangan manusia.
  21. Beberapa kekurangan yang kuakui dalam latihan rohani ini: 1. Kepuasan yang sia-sia. 2. Ketidak sabaran. 3. Tindakan tidak teratur. Aku membuat niat yang tetap untuk mengevaluasi ketiga ha lini dua kali sehari, terlebih dengan bantuan Allah aku akan mohon rahmat persatuan dengan-Nya dalam hidup sehari-hari.

Terhadap sesama
  1. Aku akan melihat kepribadian Yesus Kristus di dalam diri teman-temanku. Aku akan bijaksana dan baik kepada mereka. Sambil merendahkan diri, aku tidak akan mengabaikan satu kesempatan pun untuk mendorong mereka berbuat baik.
  2. Aku akan menanggung dengan sabar kekurangan orang lain. Dalam komuni kudus, akan kuingat kepada Allah secara khusus dengan alasan apa aku merasa beberapa keenganan, atau aku merasa bahwa akulah buruk.
  3. Berkali-kali dalam seminggu, aku akan membaca niat-niatku ini agar tercatat dengan baik dalam ingatan dan aku akan merasa bersalah besar kalau mengabaikannya.
Kesan dan buah rohani
  1. Tanpa pertolongan dari Allah, aku tidak bisa mengangkat lenganku, menggerakkan kakiu, mengartikolasi sebuah kata dalam kerangka berpikir. Sebentar saja Allah menarik tangannya dariku, aku akan segera terpelanting keluar di dalam kehampaan. Dengan demikian, segala sesuatu berasal dari-Nya dan di dalam-Nya aku bergantung.
  2. Perlu berjuang keras melawan hukum kesenangan yang bertentangan untuk dapat memiliki keutamaan-keutamaan. Percuma berharap kalau tidak sanggup berjuang keras.
  3. Cinta kasih Allaht idak terletak dalam afektivitas dan hiburan rohani, melainkan di dalam pemenuhan kewajiban-kewajiban yang dituntut oleh status kehidupan secara tepat dan sempurna.
  4. Dengan godaan-godaan afektivitas, tidak perlu orang beresiko menempatkan diri dalam cobaan. Ini sudah jelas dan pengalaman membuktikan bahwa yang mencoba menempatkan diri dalam pencobaan ternyata jatuh dan menyerah di dalamnya. Cara terbaik untuk memenangkannya adalah melarikan diri dan menemukan pertolongan hanya pada Allah.
  5. Ketidakpekaan pada hal-hal kecil akan menuntun kepada kelalaian pada masalah yang lebih besar. Jika saya tidak setia sejak sekarang untuk bangun tidur tepat waktu, maka dimana aku berada di dalam karya suci, menjadi besar kemungkinan bahwa aku akan menjadi seorang imam yang tidak pantas, yang akan melecehkan misteri mahasuci. Ini sudah tidak diragukan lagi.
  6. Kehormatan, kekayaan dan kepuasan jasmani ketika dipertimbangkan dari sudut pandang kematian akan nampak keasliannya sebagai, debu, kabut dan asap. Pada saat-saat terakhir, hal-hal ini tidak akan menjadi titik konfrontasi, tetapi perbuatan baik dan kehidupan yang suci yang telah dilewatkan bersama dan di dalam cinta kasih Allah.
  7. Barangsiapa masih memiliki kelekatan manusiawi kepada beberapa ciptaan, tida mungkin akan bergerak maju dalam cinta kasih, karena Allah akan amat cemburu dengan kemuliaannya dan menghendaki berkuasa dalam diri kita tanpa ada saingan.
  8. Masa kekeringan dan padang gurun dalam kehidupan rohani adalah waktu yang paling tepat untuk menumbuhkan rahmat dan berkembang dalam keutamaan-keutamaan.
  9. Barangsiapa tidak sanggup untuk mencintai ketersembunyian, perendahan diri akan dihadapinya dan tidak pernah dia akan mencapai kesempurnaan manusiawi.
  10. Barangsiapa tidak mencabut cinta manusiawi dari akarnya, segala keryannya akan muncul tidak secara sempurna, karena kemuliaan Allah bukanlah tujuan tunggal dan ekslusif dari segala inspirasinya.
  11. Allah tidak menghendaki sebuah kegiatan yang muncul dan hilang dalam sekejap, melainkan benar-benar terbentuk oleh semangat ketaatan, yang bukan berasal dari sebuah penitensi keras dan asam yang dituntun oleh kehendak pribadi.
  12. Sarana paling efektif dan penjaga paling aman untuk melangsungkan kemurnian yang kudus adalah kecemasan yang berkesinambungan tentang kelemahan yang ktia mliki dan kerendahan hati, karena kepada merekalah Allah menganugerahkan rahmat-rahmat-Nya.
Terjemahan dari Pagine Confortiane
p. alfonsus  widhi - Bintaro


Nessun commento:

Posta un commento

Lettura d'oggi

Friends