domenica 27 agosto 2017

Adorasi Ekaristi

Tema: Panggilan hidup

Di salah satu sudut Roma 5-9-2010
Tradisi adorasi ekaristi merupakan kelanjutan dari tuguran yang kita jalankan pada hari kamis putih. Di sini kita merenungkan due peristiwa besar antara perayaan kenangan sengsara Tuhan dan kehadirannya secara permanen di dalam hosti yang dikonsakrir. Namun, sama seperti aneka devosi lainnya, adorasi ekaristi tidak dapat dipisahkan dari hidup kita dengan sesama. Adorasi adalah suatu kebutuhan hakiki dari hati kita yang terdalam yang mencari Yang Ilahi dan Transenden. Maka, adorasi ekaristi bukan merupakan tindakan keagamaan secara pribadi untuk merasa baik, saleh dan suci, melainkan untuk menjadi semakin peka akan kehadiran Kasih dan tuntutan-Nya.
Paus Paulus VI dalam dokumen Marialis Cultus n° 46 menulis bahwa dengan melihat relasi yang erat antara Bunda Maria dan Kristus, maka mendaraskan rosari pun membantu orientasi kristologis doa-doa kita, sambil merenungkan di dalamnya misteri-misteri penjelmaan dan penebusan. Dengan demikian, berdoa kepada Yesus Kristus yang hadir di dalam Sakramen, diharapkan hati kita menjadi semakin peka dan seperasaan dengan Hati-Nya yang selalu tergerak oleh belaskasihan.
Situasi tata kehidupan di Jakarta pada millennium III ditandai dengan budaya serba cepat dan seolah tanpa batas. Kondisi ini telah berdampak serius pada kwalitas hidup beriman.

Lettura d'oggi

Friends