martedì 26 febbraio 2013

Discernment. apa itu?

Seringkali kita merasa bingung dengan istilah asing ini. Kerap kali kata ini digunakan ketika orang sedang pusing, sedang bingung dan tidak tahu berbuat dan memutuskan yang mana. Maka, kecenderungan umum dalam penggunaan kata ini seiring dengan memilih, menimbang-nimbang, pembedaan roh ...
Dalam tradisi biblis, jemaat katolik perdana sudah menggunakan ini. Paulus kerap kali menggunakannya dalam berbagai konteks komunitas yang dijumpainya.
Jenisnya pun ada bermacam-macam. Apakah semua proses memilih bisa merupakan kategori discernment?
Tentu saja tidak. Tujuan discernment adalah untuk mencari kehendak Allah. Pencarian ini membutuhkan sebuah subyek yang memiliki karakter dewasa, yaitu berani memilih dan menanggung resiko dari pilihan bebasnya. Kalau dia tidak bebas, maka tidak mungkin baginya untuk membuat sebuah pilihan yang bercorak dewasa, katolik dan bersifat tetap (sekali seumur hidup). Ada banyak kategori pilihan. apa saja itu?
Lalu, soal waktu. kapan sih kita bisa memilih? Apakah benar harus pada saat retret? pada saat punya masalah? Apakah perlu waktu tenang? Apakah insting naluri bisa dipakai untuk membuat sebuah pilihan yang sejalan dengan kehendak Allah atau tidak?
Temukan uraian lengkap mengenai discernment ini di http://bit.ly/YzHdez

Selamat berdiscernment
P. Alfons sx

sabato 2 febbraio 2013

Hukum pembalasan dibatalkan!

Yah.. benar-benar dibatalkan dengan pernyataan Yesus di Injil Lukas 4,16-21. "Roh Tuhan ada padaku. Oleh sebab itu, Ia mengurapi aku .... untuk mewartakan tahun rahmat Tuhan telah datang" Pada hari ini, genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya!
Mendengar ini, kenapa banyak orang marah-marah dan tidak setuju. Mengapa mereka mencari-cari alasan untuk menyingkirkan Yesus? Tentu saja mereka marah. Marah bukan saja karena mendengar penggenapan nas itu.... mereka marah, juga karena Yesus membaca teksnya tidak penuh. Dia tidak meneruskan pembacaan dari Yesaya bab 61,2. kalau mau diteruskan, kalimatnya menjadi.... untuk mewartakan tahun rahmat Tuhan, hari pembalasan dari Tuhan kita!!!
Yang paling besar adalah cinta kasih
Tapi rupanya, karya misi Yesus ke dunia hendak menyempurnakan kutipan Perjanjian Lama ini. Allah yang dibawa oleh Yesus bukanlah figur yang membalas mata dengan mata. Cinta kasih yang dewasa tidak menuntut apapun juga! Bukankah Ayub dalam kitab yang lain sudah perlahan-lahan mengendus ide tentang Allah yang mencintai manusia, bukan karena cinta manusia yang rapuh.
Nampaknya, apa yang terjadi dua ribu tahun yang lalu, masih saja terungkap saat ini dengan ekspresi yang berbeda. Logika kekerasan dan balas dendam rupanya merasuk ke dalam budaya manusia modern, atau manusia digital (kalau mau disebut demikian). Lihat saja televisi, film, kata-kata, video games .... seolah-olah tidak ada lagi tempat dimana sebuah relasi yang sehat dan dewasa bisa berkembang. Apakah benar bahwa lingkungan tempat kita tinggal tidak lagi memberikan sebuah suasana yang mendukung cinta kasih, pengampunan, damai, sukacita, belas kasih, pengorbanan... cinta kasih?
Pelan namun pasti. Seorang pengikut Kristus diajak untuk bersikap kritis pada apa yang dibuat, konsekuensi yang diambil serta berani memotong rantai kekerasan dan balas dendam seperti Kristus. Memang resikonya adalah hidup kita sendiri... seperti Kristus, yang disalibkan karena menanggung resiko dari apa yang diajarkanNya. Inilah orang dewasa. Inilah orang beriman. Inilah orang yang sanggup mencinta.
selamat hari minggu,
P. Alfons sx - Postulat Xaverian, Bintaro

Lettura d'oggi

Friends