sabato 26 maggio 2012

Novena pentakosta 2012: ekaristi untuk seluruh umat manusia


Kisah penciptaan meninggalkan jejak sebuah kebebasan bertanggungjawab dengan perintah ini: “semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati” (Kej 2, 17).
Namanya juga manusia, semakin dilarang, semakin dia nekat. Ketika manusia-manusia itu “mendengar bunyi langkah Tuhan yang berjalan-jalan dalam taman itu pada waktu hari sejuk” (Kej 3,8), mereka menjadi sadar akan kesalahan mereka dan bersembunyi. Pada waktu itu, mereka kehilangan hak untuk mengambil berbagai macam buah yang ada di taman Eden dan harus bekerja keras untuk mengolah tanah dan menanam sendiri apa yang mereka kehendaki.
Namun, kini kita bisa memiliki hak itu kembali, bahkan lebih dari sekedar buah! Kita sampai detik ini memiliki kesempatan untuk mengambil roti para malaikat: Ekaristi. Inilah Roti agung pemberi tenaga jasmani dan rohani, Kebijaksanaan paling luhur yang menerangi akal budi, Cinta kasih paling tulus dan jujur: Tubuh dan Darah Kristus sendiri. Kita yang telah tergabung dalam keluarga Kerajaan Allah melalui pembabtisan, sekarang memiliki undangan untuk memetik, tidak hanya buah dari pepohonan, melainkan dari pohon kehidupan yang ada di dalam surga-dunia.

Ekaristi adalah buah cinta kasih Allah bagi kita. Begitu besar cinta kasih-Nya, Allah berkenan untuk tetap menyertai kita, para pendahulu kita, bahkan generasi kita.. mungkin sampai puluhan, ratusan atau ribuan… sampai akhir zaman: Dalam rupa roti! Beberapa contoh:
§        Bangsa Israel berjalan di padang gurun dengan kekuatan manna yang turun dari langit.
§        Roti yang dimakan oleh Elia memberinya kekuatan untuk berjalan 40 hari 40 malam lamanya sampai ke gunung Allah, yaitu gunung Horeb (1Raj 19,8)
§        Dalam mujijat penggandaan roti, kita melihat bagaimana 5 roti dan 2 ikan mengenyangkan ribuan orang, bahkan sampai ada yang tersisa. Dll.
Belajar dari pengalaman iman ini, maka Gereja tak henti-hentinya menganjurkan agar kita semua berpartisipasi dalam ekaristi.
§        Ekaristi terbuka bagi seluruh umat manusia! ≈ seluruh umat manusia, bersatu, membentuk komunitas di dalam ekaristi. → kita yg dulu jauh, kini jadi dekat. Kita bukan orang asing, meski dalam satu deretan di bangku gereja kita tidak saling kenal! Maka: menjadi penting kehadiran kita di sini bersama hari Minggu. Mengingat pentingnya, spertinya Gereja sedikit memaksa kehadiran umat.
§        Buku-buku Canoni apostolici, abad I-II, menganjurkan umat katolik untuk pergi ke Gereja, berdoa dan menyambut ekaristi, komuni; kalau tidak, akan terpisah dari communio dei fedeli, persatuan / persaudaraan umat beriman.
§        Paus Fabianus, martir th. 253, menetapkan kewajiban umat katolik menyambut komuni 3x setahun
§        Paus Silvester I, lebih keras lagi: tidak dianggap sebagai umat katolik kalau tidak menerima komuni pada waktu Paskah, Pentakosta dan Natal.
§        Paus Sixtus III, dalam konsili gerejawi di Agde bahkan meng-ekskomunikasi mereka yang tidak menerima komuni minimal 3 x setahun.
§        Sampai tahun 1225, Paus Innocentius III dalam konsili Lateran IV mereduksi kewajiban ini menjadi satu kali: wajib menerima komuni pada waktu Paska.
Mengapa Gereja bersikeras akan pentingnya partisipasi umat akan Ekaristi? Inilah misteri iman kita. Inilah Yesus sendiri, Allah sendiri yang telah memberikan diri-Nya untuk kita dan menghendaki kita mengikuti contohnya: «Lakukanlah ini untuk mengenangkan Daku».
Mari kita melihat contoh kebesaran iman dari para pendahulu kita yang memiliki iman amat besar akan Ekaristi sebagai tempat kehadiran Allah, tempat dari padanya kita menimba kekuatan dalam peziarahan mereka sehari-hari untuk menjadi manusia ekaristis.
§        St. Filipus Neri, Roma, ketika jatuh sakit berat, dia tidak bisa tidur semalam-malaman menjelang penerimaan ekaristi: baginya merupakan rahmat paling besar dari berbagai rahmat yg dia terima.
§        St. Elisabet dari Hungaria: berpuasa sehari dan berdoa sepanjang malam sebelum dia menyambut. «Semoga kalian memiliki iman akan kebesaran ekaristi yang hendak kalian terima, sambil mengingat bahwa sehari sebelum Allah menurunkan manna di padang gurun pada waktu pagi, dia menghembuskan angin untuk membersihkan tanah dimana manna itu akan jatuh. Hendaklah kita membersihkan jiwa kita sebelum berpartisipasi penuh dalam rahmat yang berlimpah-limpah yang akan diberikan kepada kita».
§        Paus Innocentius II: jika sakramen tobat menghapus segala dosa dan pelanggaran kita, maka ekaristi mengurangi / mencegah “keinginan / kehendak” untuk berbuat dosa.
Namun, membaca kisah hidup para orang kudus, diketahui bahwa roti ekaristi ini memberi nutrisi pada kebutuhan fisik manusia juga.
§        St. Katerina dari Siena, menghidupi seluruh periode prapaska hanya dengan menerima roti  ekaristi, tanpa makanan yang lain. demikian juga Felicitas dari Roma.
§        Rahib Nikolò (Nikolaus da Flue) dari Elvezia, selama 20 tahun hanya makan dari roti ekaristi. Demikian juga St. Liberal, Uskup Yunani.
Tidak peduli siapa kita, Yesus mengundang kita ke dalam perjamuannya. Yesus sering makan dgn orang berdosa, pemungut cukai, org sakit, cacat, lumpuh, buta dst. Tetapi, bukan penampakan fisik yg menentukan, melainkan hatiku itu ada dimana?
Santa Geltrude, suatu ketika bertanya kepada Yesusç persembahan apakah yang harus aku bawa dalam ekaristi? Jawab Yesus: aku tidak meminta yang lain, selain kamu datang dengan sebuah kekosongan. → Cf. Magnificat: ia melimpahkan segala yang baik kepada yang lapar, dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan kosong. Bukalah hati kita, kosongkanlah hati kita, lepaskanlah segala kekawatiran, agar Ekaristi bisa menjadi darah dan daging juga dalam diri kita.
Sebagai penutup, sepertinya ada ketegangan antara ekaristi untuk seluruh umat manusia dan menjadi satu dalam ekaristi. Mari kit tengok moment anak domba Allah: roti itu satu, utuh, tertutup. Lalu dipecah, menjadi terbuka, menjadi berlipat ganda, dan dibagi-bagikan. Secara simbolis, ini adalah sebuah prinsip kesatuan dalam keanekaragaman. Semoga Ekaristi semakin membantu kita untuk terus membangun kehidupan bersama dengan saling berbagi.
Bintaro, 26 Mei 2012

Nessun commento:

Posta un commento

Lettura d'oggi

Friends