venerdì 24 agosto 2012

Cara Berdoa

Doa
Tinggal di dalam, namun memiliki cakrawala ke luar
Foto di A. Costalonga

Bahan doa bisa beramcam-macam. Saya mengusulkan sebagai beberapa bahan seperti perikop dalam Kitab Suci, pengalaman sehari-hari yang direfleksikan dalam terang Injil atau ajaran Gereja. Lamanya doa bermacam-macam. Bisa sekejap mata, semenit, sepuluh menit atau satu jam. Untuk lebih menikmati doa ini, ada baiknya setiap pengalaman doa selama satu jam, diikuti oleh kesempatan untuk mengulang. Waktunya tergantung pada anda. Misalnya berdoa satu jam pagi hari, maka untuk mengulang "nikmatnya" doa tersebut bisa dilakukan selaman beberapa menit di tengah hari, atau di sore hari. Maksud pengulangan ini adalah untuk lebih merasakan dengan hati. 

Maka, majulah  terus dalam doa dengan tenang, karena Allah akan mendampingi perjalananmu dan Dia tahu jalan mana yang terbaik bagimu.

Persiapan masuk ke dalam doa:
+ Carilah waktu yang cocok dimana kamu bisa berdoa tanpa diganggu.
+ Carilah tempat, sedapat mungkin tenang, tidak gaduh dan stabil (kamar, kapel, taman, kursi).
+ Ketika mulai berdoa, secara perlahan hadirkanlah dirimu di hadapan Allah dan siapkanlah disposisi batin untuk menyambut Allah yang bersabda dan menyatakan diri.

Lihat kembali metode berdoa:
+ Menciptakan kedamaian hati
+  Menyadari kehadiran Allah
+  Membuat doa persiapan
+  Menggunakan imaginasi
+  Membuat doa permohonan
+  Masuk dalam dialog dengan Allah
+  Membuat niat-niat
+  Doa penutup

Berapa catatan:
+ Dalam doa tidak dikejar target kuantitas, tapi hati.
+ Setelah melakukan meditasi, Luangkan waktu sejenak untuk evaluasi. Tulis beberapa point tentang perikop yang telah engkau doakan, intuisi yang muncul atau keinginan yang muncul selama proses berdoa. Catatan itu akan sangat berharga untuk mengenang kembali Sabda Allah dan (bisa) menjadi bahan untuk colloquium dengan pendamping rohani

Apakah setiap doa perlu dievaluasi?
Lebih baik begitu. Amat sederhana, yaitu mengetahui pergerakan pertumbuhan hidup rohani kita. Beberapa pertanyaan misalnya:
Apakah meditasi dipersiapkan dengan baik?
Apakah akal budi, kehendak dan perasaan terlibat semuanya?
Apakah muncul beberapa buah-buah rohani?
Apakah aku cukup murah hati dan membuka diri kepada Allah?
Dimanakah letak kekacauan konsentrasi?

Pada akhirnya, selamat belajar berdoa. Dan mari kita berterima kasih pada Latihan Rohani St. Ignasius yang, setelah membantu peziarahan hidup doa saya, kini saya bagikan kepada saudara/i terkasih yang ingin berkembang dan menikmati indahnya tinggal bersama dengan Allah.
Salam,
p. Alfonsus Widhi sx

Nessun commento:

Posta un commento

Lettura d'oggi

Friends