Kristus yang Lukisan dinding di Basilika Rumah induk Congregasi Passionis di Roma |
Ada banyak tradisi-tradisi lokal yang dirayakan secara amat meriah pada hari paska, hari kebangkitan Yesus Kristus. Kehadiran tradisi-tradisi ini mencoba mengungkapkan situasi baru di dalam penebusan dan kebangkitan Kristus. Beberapa bentuk tradisi yang dilaksanakan pada hari minggu paska misalnya:
§ Pertemuan Kristus bangkit dengan ibunya, Maria: Berbagai devosi dan praktek-praktek kesalehan religius selama pekan suci mengintuisi sebuah kebersamaan Yesus dan Maria di dalam peristiwa sengsara, kematian, kegembiraan dan kebangkitan! Maka, pada hari minggu paska ini, dibuat sebuah perarakan yang mempertemukan Bunda Maria dan Yesus Kristus yang bangkit dalam suasana penuh kegembiraan dan suka cita. Ritus pertemuan pada pagi hari minggu paska ini hendak menggambarkan bagaimana Bunda Maria merupakan orang pertama dan berpartisipasi penuh dalam kebangkitan Putera-Nya.
§ Pemberkatan perjamuan kekeluargaan: Dalam tradisi ini, kebaruan paska Kristus diungkapkan dengan pemberkatan telur, yang merupakan simbol kehidupan. Kemudian pemberkatan perjamuan keluarga atau makan siang bersama keluarga, serta tradisi air paska yang sudah diberkati, yang dipergunakan dalam kesempatan doa bersama pada perjamuan keluarga tersebut.
§ Salam paska kepada Bunda dari Kristus yang bangkit: Praktisnya pada sore hari, ada pemberkatan bunga-bunga setelah ibadat sore II dari brevir pada hari minggu Paska, yang kemudian dibagi-bagikan kepada umat, sebagai salam kepada Bunda yang bersengsara, namun sekarang mendapat mahkota. Pembagian bunga-bunga ini diiringi dengan lagu Regina caeli. Umat beriman, yang bersatu dengan Bunda Maria dalam kesengsaraannya, kini ingin berbagi juga kegembiraan dengan dia dalam kebangkitan Putera-Nya.
Pada masa paska, terdapat juga beberapa tradisi katolik yang dihidupi oleh umat sepanjang tahun di beberapa daerah.
§ Pemberkatan keluarga dan pemberkatan rumah tahunan: Sepanjang masa paska khususnya atau pada masa liturgi lain pada umumnya, dilakukan ritus pemberkatan keluarga di rumah-rumah mereka. Secara pastoral, ini mengingatkan umat akan kehadiran Allah dalam keluarga domestik, yang selalu memberkati dan mengajak semua anggota keluarga untuk hidup sejalan dengan Injil.
§ La Via lucis (Jalan terang). Dalam Jalan Terang ini (Via lucis), berlawanan dengan Jalan Salib (Via Crucis), umat beriman mengingat kembali inti dari iman kita: kebangkitan Kristus, serta kondisi kemuridan mereka yang dalam babtis, mereka beranjak dari kegelapan dosa menuju pada terang rahmat Allah (bdk. Kol 1,13; Ef 5,8). Tradisi Via lucis ini merupakan pedagogi iman untuk merenungkan transformasi peziarahan iman per crucem ad lucem, dari salib menuju kepada cahaya, menujui kepada Terang.
v Dalam dunia yang terus menghidupi budaya kekerasan dan budaya kematian, tradisi Via lucis merupakan rangsangan untuk menginstaurasi sebuah budaya kehidupan.
§ Devosi kerahiman ilahi: Devosi ini disebarkan oleh St. Faustina Kowalska dan dirayakan pada minggu paska II. Inti devosi ini adalah belas kasih Kristus yang wafat dan bangkit, yang mengampuni dosa dan mengembalikan kebahagiaan sebagai orang yang ditebus dan diselamatkan.
§ Novena pentakosta: Pada akhir masa paska, umat biasanya mengadakan novena ini. Sebetulnya, dalam Missale Romanum dan Ibadat harian, novena ini sudah ada. Teks-teks biblis yang ada di dalamnya sudah menekankan aspek penantian kedatangan Paraklitus. Selain novena pentakosta, di beberapa daerah juga diselenggarakan pekan doa untuk persatuan umat kristiani, seperti yang kita lakukan pada bulan januari, menjelang pesta pertobatan Paulus.
§ Pada hari Minggu pentakosta, salah satu bentuk tradisi yang populer adalah lagu Veni, creator Spiritus, Veni Sancte spiritus) dan Rosario pada misteri mulia III: Roh Kudus turun atas para rasul.
Atanasius menyodorkan dua aspek, yaitu Tradisi dan Kitab Suci. Bagi para bapa gereja, tradisi merupakan sumber dasar, pokok dan utama untuk mengenal kebenaran tentang iman, yang diwariskan secara turun temurun oleh para murid dan dilestarikan oleh Gereja.
disadur dari Congregazione per il culto divino e la disciplina dei sacramenti, Direttorio su pietà popolare e liturgia: principi e orientamenti, LEV, Città del Vaticano 2002