martedì 5 marzo 2013

Konklaf (1)

Pada hari pertama pertemuan para kardinal, Pastor Lombardi sebagai juru bicara dari Vatikan, menyampaikan hal-hal teknis berkaitan dengan perjalanan sidang tersebut. Berikut beberapa cuplikannya:
Pertemuan dibuka dengan doa permohonan penyertaan Roh Kudus. Kemudian dilanjutkan dengan penentuan tempat posisi masing-masing kardinal pada saat konklaf. Dengan dituntun oleh kardinal Camerlengo, yaitu Kard. Tarsisius Bertone, diadakan sumpah para kardinal secara publik dan privat untuk menjaga kerahasiaan. Secara publik, para kardinal mengikuti rumusan yang disampaikan oleh decano, kemudian secara personal, mereka maju ke depan lalu menyatakan janji mereka secara personal dimana ada Injil terbuka dan Salib di depan mereka.
Sidang dilanjutkan dengan pemilihan tiga kardinal untuk membantu kardinal camerlengo dalam pelayanan sehari-hari. Setelah tiga hari bertugas, akan dipilih tiga orang lain. Lalu sidang dilanjutkan dengan coffe break dan serba serbi berkaitan dengan aspek organisatoris.
Berkaitan dengan  jumlah para kardinal yang hadir, pada hari pertama masih belum semuanya hadir. hanya sekitar 142 orang saja yang baru tiba. Yang lainnya masih dalam perjalanan, kecuali dua kardinal yang memang menyatakan diri tidak bisa hadir.
Secara umum, suasana pada pertemuan pertama kali ini cukup tenang, kondusif dan konstruktif. Semoga demikian adanya pada pertemuan berikutnya.
Ada satu hal yang menarik perhatian saya ketika membuka beberapa halaman milik teman-teman seputar konklaf. Kardinal Maradiaga dari Honduras menekankan, dalam sebuah wawancara dengan TGCom24, bahwa pekerjaan pembersihan di dalam intern vatikan musti tetap dilanjutkan, untuk menampilkan wajah Gereja yang tenang, bersih, transparan dan damai. Namun, apakah ada dua aliran di dalam intern vatikan? Dengan tegas, beliau menyatakan bahwa Gereja tidak akan menjawab kebutuhan mereka, karena Gereja harus menjawab pada kehendak Allah. Gereja itu masih tersusun atas manusi-manusia yang terdiri dari darah dan daging, maka harus tetap perlu pembaharuan. Namun, menurut Kardinal Maradiaga, ini akan menjadi tugas bagi paus berikutnya.
Berkaitan dengan preferensi, kard. Maradiaga menyatakan bahwa tidak menjadi soal asal usul, karena Gereja tidak berwarna hitam, putih, kuning, coklat, amerika, asia atau eropa. Paus yang akan terpilih nanti bisa berasal dari mana saja.
Sebagai bahan permenungan:
# Apakah yang menjadi motivasi bagi mereka untuk terpilih menjadi paus atau bagi kita, menduduki jabatan tertentu? Sudahkah aku melihat talenta dan keterbatasan diriku dan kebutuhan yang diperlukan dalam menjalankan suatu tugas?
# Dimanakah peran rekan kerja dalam mematangkan pilihan?

p. alfons sx
postulat xaverian - Bintaro


Nessun commento:

Posta un commento

Lettura d'oggi

Friends