bacaan: Kis 4,32-35, Mz 118(117),2-4.16ab-18.22-24,
1Yoh 5,1-6, Yoh 20,19-31.
Bunga yang tumbuh di atas batu ini ... adakah dia mengenali pintu-pintu surga? |
Sejak Sejak tahun 2000 Paus Yohanes Paulus II menetapkan hari Minggu pertama
setelah Hari Raya Paskah sebagai Hari Minggu Kerahiman Ilahi. Semoga kerahiman Allah
menjadi unghia bagi semua, terlebih bagi orang yang dengan seluruh diri berserah
kepada Allah. Ini adalah sebuah devosi yang lahir dan berkembang dari bawah,
dari kehidupan rohani umat Allah yang berziarah. Pusat devosi ini, yang
kebetulan amat sejalan dengan bacaan-bacaan pada hari minggu paska kedua,
adalah hati.
Hati adalah organ utama dalam sistem tubuh kita.
Memahaminya dalam koridor hidup rohani, para penulis Kitab Taurat pun memberi
makna bahwa hati adalah motor kehidupan
serta sumber afeksi / perasaan.
Itulah sebabnya dalam Sacra Scrittura, kita bisa menemukan bahwa dari dalam
hati ada nilai simpati – antipati, mencintai – membenci, keinginan untuk
menerima – menolak. Alasannya, manusia berpikir dan memutuskan dalam hati. Ini
membuka kemungkinan bahwa dengan kehendak bebasnya, manusia dapat sejalan
dengan kehendak Tuhan atau sebaliknya.
Kita ingat Yer 36,26 kamu akan kuberi hati yang baru dan roh yang
baru di dalam batinmu. Hati yang membatu akan kuambil darimu dan kuberikan
kepadamu hati yang lembut. Ada due unsur penting yang disampaikan oleh
Yeremia: roh adalah motor penggerak kehidupan manusia dan hati mengungkapkan
sikap respèk, hormat dan taat. Dalam konteks pemulihan kota Yerusalem, dua hal
ini menjadi modalitas pokok untuk dapat mengenal dan menjalani kehendak Allah:
Tindakan kasih Allah membuka manusia akan kedegilan hatinya, kekerasan dan
ketertutupannya. Tindakan itu pada akhirnya akan mendorong manusia untuk menerima
pengampunan dari Allah dan bertobat: Ya
Tuhanku dan Allahku.
Tetapi, mari kita
pahami konsep-konsep yang bernada miring tentang pengampunan:
oo. Mengampuni bukan
berarti melupakan.
oo. Mengampuni bukan
berarti menyangkal kebenaran.
oo. Mengampuni lebih
dari sekedar keinginan untuk mengampuni.
oo. Mengampuni tidak
dipaksakan.
oo. Mengampuni bukan
berarti kembali kepada situasi seperti sediakala, seolah-olah tidak terjadi
apa-apa, sebelum terjadi masalah.
oo. Mengampuni tidak
meminta kita untuk menyangkal hal-hak dasar kita.
oo. Mengampuni bukan
sepenuhnya berarti memaafkan orang lain.
oo. Dengan mengampuni,
tidak hendak menunjukkan bahwa saya lebih bermoral dari pada orang lain.
oo. Mengampuni bukan berarti
melemparkan kepada Allah tanggung jawab pribadi kita kepada sesame.
Bagaimana kita
belajar untuk mengampuni:
oo. Mulai dengan keputusan
untuk tidak sakit hati dan balas dendam. oo. Mendesak seluruh kemanusiaan kita
untuk kembali dan melihat diri sendiri dengan mengenal luka-luka batin yang
belum tersembuhkan, mengakui kemiskinan hati kita lalu membagikannya kepada
sahabat, orang yang dekat dan terpercaya…. bahkan kepada mereka yang telah
melukai hati kita. Perlu
juga mengenal, mengakui dan menerima kemarahan dan kehendak untuk balas dendam.
Belajarlah untuk mengampuni
diri sendiri.
oo. Membuka diri pada
cakrawala sebuah relasi dinamis antar manusia dengan menitik beratkan pada
nilai-nilai orang yang telah menyakiti kita. Temukan makna peristiwa ini dalam
terang belas kasih Allah hingga memberikan Putra-Nya yang terkasih pada kita.
oo. Percaya bahwa
mengampuni adalah cermin dari tindakan belas kasih Allah. Engkau dikasihi dan
diampuni oleh Allah. Terimalah
cintakasih, belas kasih dan pengampunanNya. Jangan paksakan diri untuk dapat
mengampuni. Pengampunan bukanlah sebuah kewajiban moral. Untuk itulah, kita
wajib membuka diri pada RAHMAT.
Penampakan
Yesus kepada para muridNya yang menutup diri di rumah dengan mengunci pintu
rapat-rapat, bukan untuk balas dendam pada mereka yang tidak setia dan lari
ketika Dia dalam kesulitan. Peristiwa ini hendak menegaskan kebesaran Cinta
kasih Allah pada manusia. Meskipun manusia jatuh berkali-kali, Allah tetap
setia di sampingnya. Meskipun manusia menutup diri rapat-rapat, tetapi Yesus
ada di tengah-tengah… bahkan di pusat hatinya.
p. alfonsus sx
wisma xaverian 15 april 2012 pada hari minggu kerahiman ilahi.
Nessun commento:
Posta un commento