Hari ini dimulai dengan doa kepada St. Guido
Conforti. Seluruh kapitularis hadir, kecuali P. Vincenzo Munari, yang masih
berada bersama keluarga karena meninggal saudaranya Valentino. P. Gabriel
Ferrari mewakili para kapitularis untuk hadir pada pemakamannya, hari rabu di
Mason Vicentino.
Seluruh hari ini dikhususkan pada presentasi dari
berbagai regio xaverian di Afrika.Burundi
Presentasi hari ini dimulai oleh P. Modesto Todeschi, superior regional dari Burundi. Di sini ada 17 misionaris xaverian. Sambil mengingat perjalanan karya misi yang sudah dilaksanakan, P. Modesto menekankan beberapa aspek positif, permasalahan aktual dan tantangan bagi evangelisasi di negara yang prosentasi umat katoliknya lebih tinggi di Afrika, namun masih ditandai dengan konflik etnis yang dalam. Hal ini mendesak bagi para misionaris yang masuk di dalam gereja setempat untuk terus memperjuangkan perdamaian dan rikonsiliasi.
Di dalam situasi intern para xaverian, salah satu permasalahan pokok regio Burundi yang ditekankan oleh pastor provinsial adalah penuaan dari para konfrater dan kehadiran sangat minim dari kaum muda. Rencana kita ke masa depan adalah mengupayakan kegiatan animasi panggilan dan pendidikan secara lebih serius, karena komunitas-komunitas setempat merupakan ladang yang subur dengan berakar pada sisi kemanusiaan yang mendalam.
Kamerun-Tchad
Presentasi dari Kamerun-Tchad, dengan 54 konfrater aktif, diwakili oleh P. Armando Coletto, superior provinsial. Pada presentasi ini ditampilkan wajah kegiatan aktivitas misioner yang mendalam di bidang karya misi, dialog antar agama, dialog budaya dan pemberdayaan budaya setempat.
Salah satu keprihatinan di sana adalah kehadiran kelompok islam fondamentalis, yang hadir dengan kemampuan rendah serta inisiatif yang rendah. Menurut P. Coletto, perlu mengusulkan pendalaman karisma kita yang terarah pada karya misi ad gentes. Juga di Kamerun-Tchat, ada resiko jatuh ke dalam karya pastoral populer, demikian provinsial menegaskan. Menjadi lebih mendesak sekarang membuka selalu jalan-jalan baru, dengan meninggalkan kepada keuskupan pengaturan komunitas umat katolik yang sudah cukup terorganisasi.
Republik Demokrasi Kongo
Provinsial RD Kongo, p. Faustino Turco, mewakili regio yang beranggotakan 41 konfrater xaverian. Dia mengawalinya dengan mengutip pernyataan dari Uskup Agung Bukavu kepada para xaverian demikian: “kehadiran kalian membawa angin sejuk di dalam komunitas keuskupan. Ini berkat karisma dan semangat kreativitas yang kalian miliki, serta kemampuan untuk beradaptasi dan berintegrasi di tengah-tengah masyarakat.
P. Faustino menggarisbawahi komunio dengan gereja setempat, pastoral misioner paroki, keterbukaan pada kehadiran yang baru, animasi misioner dan panggilan serta dialog dengan budaya setempat. “Kekuatan untuk berada bersama”, yang merupakan ungkapan dalam budaya “shi”, merangkum apa yang ingin kami sampaikan pada presentasi kami, demikian provinsial Kongo menegaskan. Kami menyampaikan pendekatan historis para perjalanan yang sudah dilewati, dengan memberi tekanan pada merla yang telah berjasa dan memberikan hidupnya pada gereja ini. Tantangan besar bagi misi di Kongo adalah: pengakuan akan keberadaan orang lain, melihat orang lain secara positif, dan bukan sebagai sebuah ancaman.
Pembicaraan tentang presentasi ini dilanjutkan pada siang hari juga. Berkaitan dengan aspek-aspek yang perlu diperbaiki, P. Turco menyimpulkan: “kita tidak setegas seperti semula. Dulu, mereka dengan tegas melaporkan situasi ketidakadilan. Sekarang, lebih dicari jalan dialog dan rundingan, dengan bahaya terjerumus dalam kesalahan fatal”.
Mozambik
Presentasi keempat disampaikan oleh P. Fabio D’Agostina, superior delegasi Mozambik, yang terdiri dari 10 konfrater xaverian. Dalam presentasi ini digarisbawahi terutama situasi sosial politik yang mewarnai negara ini dengan beberapa prospek perubahannya, konteks kehidupan beragma dan menggerja serta situasi internal para xaverian. “kita hidup di daerah dimana kongregasi yang lain tidak menerimanya. Oleh sebab itu, kita berupaya untuk tetap tinggal bersama dengan masyarakat, dengan satu gaya hidup sederhana yang membuat kita diterima dengan baik oleh mereka”.
Menurut P. D’Agostina, “kehadiran kita di Mozambik berjalan searah dengan karisma xaverian. Di sini ladangnya sangat luas untuk dikerjakan. Harapan saat ini adalah melebarkan karya pastoral juga dalam panggilan dan pendidikan”.
Sierra Leone
P. Carlo Di Sopra melaporkan situasi di Sierra Leone, dimana 19 konfrater xaverian berkarya di dalam 7 komunitas dan 5 paroki. Bagian pertama dari presentasi berbicara tentang situasi peralihan yang sulit dari Uskup Biguzzi kepada penggantinya di Keuskupan Makeni. Itulah sebabnya muncul P. Paganelli sebagai administrator apostolik. Namun, situasi hingga saat ini nampaknya masih tanpa prospektif jalan keluar yang baik.
P. Di Sopra melukiskan karya para xaverian di berbagai paroki di tengah-tengah mayoritas umat islam, di bidang kesehatan, di universitas Makeni, di bidang pendidikan sekolah umum, dengan mengangkat tema bahwa para xaverian sedang berada dalam masa peralihan dari tahap “konstruksi” menuju tahap yang lebih menekankan aspek pastoral dan pendidikan. Diantare berbagai macam proyeksi ke depan, amat menonjol aspek dialog dengan islam, karya animasi panggilan dan pendidikan.
Diskusi dari presentasi ini banyak berkisar tentang aspek rikonsiliasi berbagai macam etnis, berangkat dari situasi yang terjadi di Makeni: reaksi permusuhan terhadap yang lain, bisa menjadi sebuah gejala evangelisasi yang kurang? Jawaban atas pertanyaan ini memerlukan discernment yang teliti dan mendalam. Kemudian, P. Carlo menegaskan bahwa “para xaverian di Sierra Leone berharap bahwa kapitel general mampu memyemangati mereka pada saat situasi sulit saat ini”.
By p. Stefano Raschietti, sx
Tavernerio, 18 juni 2013
terj. P. Alfons sx
Nessun commento:
Posta un commento