Adorasi "Come and See Club" di Wisma Xaverian |
Tradisi adorasi ekaristi merupakan kelanjutan dari tuguran yang kita jalankan pada hari kamis putih. Di sini kita merenungkan due peristiwa besar antara perayaan kenangan sengsara Tuhan dan kehadirannya secara permanen di dalam hosti yang dikonsakrir. Namun, sama seperti aneka devosi lainnya, adorasi ekaristi tidak dapat dipisahkan dari hidup kita dengan sesama. Adorasi adalah suatu kebutuhan hakiki dari hati kita yang terdalam yang mencari Yang Ilahi dan Transenden. Maka, adorasi ekaristi bukan merupakan tindakan keagamaan secara pribadi untuk merasa baik, saleh dan suci, melainkan untuk menjadi semakin peka akan kehadiran Kasih dan tuntutan-Nya.
Paus Paulus VI dalam dokumen Marialis Cultus n° 46 menulis bahwa dengan melihat relasi yang erat antara Bunda Maria dan Kristus, maka mendaraskan rosari pun membantu orientasi kristologis doa-doa kita, sambil merenungkan di dalamnya misteri-misteri penjelmaan dan penebusan. Dengan demikian, berdoa kepada Yesus Kristus yang hadir di dalam Sakramen, diharapkan hati kita menjadi semakin peka dan seperasaan dengan Hati-Nya yang selalu tergerak oleh belaskasihan.
Situasi tata kehidupan di Jakarta pada millennium III ditandai dengan budaya serba cepat dan seolah tanpa batas. Kondisi ini telah berdampak serius pada kwalitas hidup beriman. Orang Muda Katolik merupakan bagian tak terpisahkan dari dinamika kehidupan tersebut. Di hadapan berbagai macam pilihan yang disodorkan di dalam hidup, ada kecenderungan untuk menentukan pilihan dengan mengandalkan kekuatannya dan kepintarannya sendiri, menunggu dari orang lain dan bukan berdasar pada iman. Seringkali Allah tidak diperhitungkan sedikitpun.
Apakah masa depan Gereja akan dipenuhi dengan orang berkepribadian anonim, berkepribadian ganda dan lebih cenderung menekankan aspek penampakan saja dan bukan menjadi dirinya sendiri? Padahal, menurut Paus Benediktus XV dalam kunjungannya ke Cyprus 5 juni 2010 yang lalu, Gereja membutuhkan para imam yang baik, yang kudus dan yang dipersiapkan dengan baik […] Gereja membutuhkan imam – religius yang berserah diri seutuhnya pada Allah dan mengabdikan dirinya untuk memperluas Kerajaan Allah di dunia. Oleh sebab itu, adorasi ekaristi berkarakter panggilan yang kita jalankan sekali sebulan memiliki intensi agar kaum muda berani untuk merencanakan masa depan mereka bersama dengan Allah; berani untuk memaknai pilihan hidup mereka sebagai sebuah panggilan; berani untuk menekuni dan berusaha untuk tetap setia pada pilihan yang mereka buat. Sedangkan bagi orang tua, diharapkan agar mereka pun makin berkembang dalam iman dan terbuka pada berbagai pilihan panggilan hidup kristiani yang akan dipilih oleh anak-anak mereka. Dengan demikian, Adorasi yang kita jalankan di Paroki pada hari kamis pertama setiap bulan, merupakan salah satu jalan spiritual untuk melewati situasi kritis yang sedang dihadapi oleh kaum muda, orang tua, Gereja dan dunia, yang sedang mengawali peziarahannya juga di awal millennium III ini. Semoga.
P. Alfonsus Widhi sx
Wisma Xaverian - Bintaro.
Nessun commento:
Posta un commento