Menunggu langit cerah... |
Para saudara/i terkasih, baru saja kita memiliki seorang Uskup Roma yang baru, seorang Paus bagi dunia, seorang pelayan diantara para pelayan: Jorge Mario Bergoglio, yang memilih nama Fransiskus. Dengan demikian, dia menjadi Paus pertama yang menggunakan nama ini.
Apa yang diharapkan dunia bagi dia? Saya sendiri berharap pertama, agar beliau berani membuat pilihan-pilihan yang membawa Gereja dan dunia pada perdamaian dan keadilan, setelah badai skandal yang menerpa vatikan dan berbagai situasi diskriminasi telah mengguncang ketidakstabilan berbagai negara, bahkan mengorbankan kehidupan banyak umat katolik.
Kedua, tentu saya mengharapkan juga berbagai kebijakan yang muncul dari kebijaksanaan ilahi untuk menanggapi berbagai tantangan yang sedang dihadapi oleh dunia dan Gereja. Apalagi konteks milenium ketiga ini sedang menghadapi masa transisi dari kehidupan web 1.0 ke web 2.0, dari kecepatan informasi hitungan hari ke hitungan detik. Ini semua akan merubah situasi dunia!
Ketiga, adanya berbagai kekayaan karisma yang hadir dalam Gereja, dalam bentuk kongregasi-kongregasi religius atau kelompok-kelompok, perlu disikapi dan diarahkan fungsinya untuk membantu perkembangan komunitas Gereja secara menyeluruh.
Harapan keempat, agar Paus Fransiskus mendorong umat untuk menyadari bahwa panggilan kepada kesucian adalah panggilan kita semua. Dengan demikian, apapun pilihan hidup yang kita ambil, semoga dilandasi oleh kualitas iman yang bertumpu pada Yesus Kristus. Sebuah kualitas relasi yang makin dipupuk dan dikembangkan dalam persekutuan dengan Allah di dalam doa dan karya.
Kalau melihat teks pidato awal yang disampaikan, amat digarisbawahi aspek persaudaraan. Menimba inspirasi dari St. Fransiskus dari Assisi, memang persaudaraan yang diwartakan olehnya dalam hidup dan refleksi amat mendalam, bahkan menjadi motor bagi Gereja di awal milenium kedua untuk mengadakan perubahan radikal amat radikal, baik kehidupan intern dalam Gereja maupun aksi keluar Gereja bagi dunia. Aspek kedua yang ditampilkan adalah universalitasnya. Persaudaraan yang diwartakan Fransiskus tidak terbatas pada lingkup diantara orang katolik saja, diantara orang italia saja, tapi juga dengan orang yang berbeda. Amat menarik di sini sebuah ajakan agar kita tidak mereduksi pribadi manusia menjadi masalah, suku, kekayaan, agama, pilihan politik atau hal-hal kecil lainnya. Mari kita mengingat bahwa dibalik pakaian-pakaian ini, ada seorang pribadi yang diciptakan oleh Allah seperti kita.
Dan semoga asap putih yang keluar dari cerobong itu memberikan hati yang lebih sejuk dari pada asap hitam dan menumbuhkan rasa persaudaraan diantara manusia yang berbeda-beda suku, agama dan budaya.
Cuplikan sambutan pertama:
Selamat sore saudara/i ku!
Kalian semua mengetahui bahwa tujuan konklaf adalah memberikan seorang uskup Roma. Nampak bahwa para saudara-saudara kardinal saya mencarinya hampir sampai ke ujung dunia... namun di sinilah kita sekarang ... Saya mengucap terimakasih atas keramahtamahan kalian. Komunitas keuskupan roma memiliki uskup yang baru: terimakasih!
Pertama-tama saya ingin berdoa untuk Uskup emeritus kita, Benediktus XVI. Marilah kita semua berdoa bersama bagi dia, agar Allah memberkatinya dan Bunda Maria menjaganya selalu.
Setelah mendaraskan Bapa kami, Salam Maria dan Kemuliaan bersama dengan semua yang hadir di halaman St. Petrus, Paus Fransiskus I melanjutkan:
Sekarang, marilah kita memulai perjalanan kita: uskup dan umat. Perjalanan Gereka di Roma adalah menjadi pemersatu cinta kasih bagi semua Gereja. Sebuah peziarahan persaudaraan, cinta kasih dan kepercayaan di antara kita. Marilah kita berdoa selalu bagi kita masing-masing, satu bagi yang lain. Marilah kita bedoa bagi seluruh dunia, agar terwujud sebuah persaudaraan yang erat. Semoga, perjalanan Gereja ini, yang sekarang kita mulai, dan di dalamnya Kardinal Vicarius yang hadir di sini akan membantu saya, bisa makin berbuah bagi pewartaan di kota yang indah ini! Sekarang saya ingin memberikan berkat, tetapi sebelum itu, saya mohon, sebelum uskup memberkati umatnya, berdoalah kalian bagi Allah agar Dia berkenan memberkati saya. Untuk doa kalian bagi saya ini, marilah kita hening sejenak.
Setelah itu, Paus Fransiskus memberikan berkat Urbi et Orbi kepada semua umat yang hadir dan kemudian menutup:
Saudara/iku terkasih, sekarang saya mau kembali. Terimakasih atas keramahtamahan kalian. Berdoalah bagi saya dan sampai jumpa. Kita bertemu kembali esok, dimana saya akan berdoa kepada Bunda Maria, agar menjaga seluruh kota Roma. Selamat malam dan selamat beristirahat.
p. alfons sx
formator postulat xaverian - Bintaro
Nessun commento:
Posta un commento