Tema: Panggilan hidup
Di salah satu sudut Roma 5-9-2010 |
Tradisi adorasi
ekaristi merupakan kelanjutan dari tuguran yang kita jalankan pada hari kamis
putih. Di sini kita merenungkan due peristiwa besar antara perayaan kenangan
sengsara Tuhan dan kehadirannya secara permanen di dalam hosti yang
dikonsakrir. Namun, sama seperti aneka devosi lainnya, adorasi ekaristi tidak
dapat dipisahkan dari hidup kita dengan sesama. Adorasi adalah suatu kebutuhan
hakiki dari hati kita yang terdalam yang mencari Yang Ilahi dan Transenden. Maka,
adorasi ekaristi bukan merupakan tindakan keagamaan secara pribadi untuk merasa
baik, saleh dan suci, melainkan untuk menjadi semakin peka akan kehadiran Kasih
dan tuntutan-Nya.
Paus Paulus VI dalam
dokumen Marialis Cultus n° 46 menulis
bahwa dengan melihat relasi yang erat antara Bunda Maria dan Kristus, maka
mendaraskan rosari pun membantu orientasi kristologis doa-doa kita, sambil
merenungkan di dalamnya misteri-misteri penjelmaan dan penebusan. Dengan
demikian, berdoa kepada Yesus Kristus yang hadir di dalam Sakramen, diharapkan hati
kita menjadi semakin peka dan seperasaan dengan Hati-Nya yang selalu tergerak
oleh belaskasihan.
Situasi tata kehidupan di Jakarta pada millennium III ditandai dengan budaya serba
cepat dan seolah tanpa batas. Kondisi ini telah berdampak serius pada kwalitas hidup beriman.
Orang Muda Katolik merupakan
bagian tak terpisahkan dari dinamika kehidupan tersebut. Di hadapan berbagai macam pilihan yang disodorkan
di dalam hidup, ada kecenderungan untuk menentukan pilihan dengan mengandalkan kekuatannya
dan kepintarannya sendiri, menunggu dari orang lain dan bukan berdasar pada
iman. Seringkali Allah tidak
diperhitungkan sedikitpun.
Apakah masa depan Gereja akan dipenuhi dengan
orang berkepribadian anonim, berkepribadian ganda dan lebih cenderung
menekankan aspek penampakan saja dan bukan menjadi dirinya sendiri? Padahal, menurut
Paus Benediktus XV dalam kunjungannya ke Cyprus 5 juni 2010 yang lalu, Gereja membutuhkan para imam yang baik, yang
kudus dan yang dipersiapkan dengan baik […] Gereja membutuhkan imam – religius
yang berserah diri seutuhnya pada Allah dan mengabdikan dirinya untuk
memperluas Kerajaan Allah di dunia. Oleh sebab itu, adorasi ekaristi
berkarakter panggilan yang kita jalankan sekali sebulan memiliki intensi agar
kaum muda berani untuk merencanakan masa depan mereka bersama dengan Allah;
berani untuk memaknai pilihan hidup mereka sebagai sebuah panggilan; berani
untuk menekuni dan berusaha untuk tetap setia pada pilihan yang mereka buat.
Sedangkan bagi orang tua, diharapkan agar mereka pun makin berkembang dalam
iman dan terbuka pada berbagai pilihan panggilan hidup kristiani yang akan
dipilih oleh anak-anak mereka.
Dengan demikian, Adorasi
yang kita jalankan di Paroki pada hari kamis pertama setiap bulan, merupakan
salah satu jalan spiritual untuk melewati situasi kritis yang dihadapi oleh
kaum muda, orang tua dan Gereja. Semoga. (P. Alfons sx)
Nessun commento:
Posta un commento